Dulu setiap menjelang tidur, sambil memeluk dan mengusap ubun-ubun anaknya, sang ibu sering mendongeng tentang apa saja.juga tentang peri-peri yang bermain kejar-kejaran, menari, memetik dan selipkan bunga di telinga; di taman sebuah negeri bernama bintang.
“Peri-peri itu mencintai alam negerinya, mencintai dan mendoakan anak yang baik dan rajin agar cepat dewasa.Dari setiap negeri itu, mereka selalu tersenyum melihat kita.Setiap tahun menitipkan hadiah pada sinterklas untuk dibagikakan kepada anak yang suka menolong sesama” kata sang ibu malam itu
“Ayah ibu mereka siapa ,bu?”
“Mereka lahir dari rahim cahaya , nak”
Ketika dongen usai, sang ibu membuka jendela dan berkata :
“Ucapkan salam dan lambaikan tangan kepada dongeng peri tadi, berdoalah sebelum tidur bahwa kamu pun menerima kegelapan dalam dirimu.Ingat nak, setan-setan dan semua iblis pun tinggal di negeri dimana kamu hirup udaranya.Bersahabatlah juga dengan mereka.Juga selalu ingat, ibumu bukan Masyitoh perempuan kesayangan Sulaiman.Atau perempuan gurun yang hanya membiarkan satu lelaki saja melata di atas tubuhnya.Ingat selalu nak, sebuah garis tidak selamanya lurus.juga setiap lingkaran belum tentu bulat penuh.
“Ibu, apakah warna sorga juga seputih warna kapas pembersih muka mu ?”
Dikecupnya kening lelaki kecil bermata bulat dengan sebongkah mimpi yang belum jadi pada nafasnya
” Anakku sayang, lupakan tentang ilusi sorga bersungai susu dengan keabadian bidadari-bidadari pemetik harpa.Belajarlah untuk tidak pernah memimpikannya. Karena hidupmu bukan warna putih semata.ada berjuta warna pada hidupmu.Cintailah juga warna hitam yang mungkin akan datang suatu hari memelukmu. Nanti, akan aku ajari warna hitammu yang pertama nak…tidurlah…”
…
Dimatikan lampu tidur. Dan disenandungkannya sebuah bait seloka dari dunia yang pekat dengan luka
…
Selamat tidur nak.
Ibu mencintaimu dengan semua warna yang ada di dunia ini.
Ubud, 2009.
1 comment
kunto says:
Mar 6, 2010
walah….
dasyat.. suatu yg ada dipikiran sy tp tdk mampu sy tuangkan. Mba telah mampu menuangkannya dalam tulisan yang indah.
mencintai segala momen dalam hidup.
ajarin nulis kyk gni dong mba.. pesannya tersampaikan dengan ringkas.