Minggu lalu ada seorang sahabat bercerita bahwa sahabatnya berusaha bunuh diri minum kaporit karena diputus pacarnya. Saya tanya kenapa sampai bunuh diri? Sahabat saya agak nyolot bilang ” ya karena dia cinta cowoknya, dodol!”. Tapi saya tidak menyerah ” iya tapi kenapa harus sampai bunuh diri ?” Dia tambah nyolot karena otak saya tidak juga menerima penjelasannya dengan lancar ” Ya co itu cinta sejatinya!”. Dooooooooh!
Cinta sejati? Sepertinya kata itu sangat sering saya baca, saya dengar bahkan ada seorang kawan yang setiap kali putus saya tanya alasannya selalu dijawab ” Ah saya belum menemukan cinta sejati!” Hmm, jadi kalau ada cinta sejati berarti ada juga cinta palsu atau cinta asli tapi palsu ya? seperti sepatu adidas. Ada yang asli ada yang buatan Cibaduyut . heheheeh!
Setiap kali orang berkata tentang mencari cinta sejati, sebenarnya saya selalu mempertanyakan jangan2 itu hanya pembenaran terhadap kegagalan, kebosanan atau bahkan mungkin masa inkubasi orang itu telah selesai. Ya, saya sering menyebutnya sebagai masa inkubasi. Karena sering orang menyebutnya sebagai Cinta, padahal itu mungkin hanya curiousity, gairah neurotic sesaat atau karena hormon andrenalin yang tiba2 meningkat ( dan setiap lelaki yang bilang mencintai saya jarang sekali ngaku soal masalah ini) Jadi masalahnya apakah saya tidak percaya cinta sejati itu ada? Oh, jangan salah. Saya sangat percaya dengan cinta sejati dan cinta pertama. Tetapi, bagi saya cinta sejati dan pertama itu tidak hanya SATU. Karena setiap saya jatuh cinta, cinta saya selalu sejati dan pertama.
Cinta saya selalu sejati karena saya selalu bersungguh-sungguh mencintai orang itu, saya selalu sudah benar2 memikirkan setiap resiko, sakit hati, bahkan impian yang gagal dengan orang itu. Cinta saya selalu sejati karena, cinta itu khusus hand made untuk orang itu. Karena itu cinta saya juga selalu pertama. Cinta yang handmade itu juga saya launch pertama kali untuk orang itu juga. Cinta saya itu cinta butik karena satu dan lainnya tidak pernah sama. Karena WAKTU saya mencintai orang-orang itupun tidak sama. Dan saya tidak pernah membagi. cinta saya satu sama lainnya benar2 berbeda. Keinginan tentang cinta saya satu sama lainnya juga berbeda. Jadi, karena cinta saya itu handmade, sulit bagi saya untuk mempunyai banyak cinta. Selama hidup saya, baru 4 kali saya berani membuat cinta dan berkata “aku cinta padamu” kepada orang lain meskipun ribuan kali saya inkubasi. Dan saya tahu setiap kali saya bilang ” aku cinta padamu” saat itu pula sebenarnya saya sudah siapkan sekeranjang airmata yang akan menyertainya. Why? Cinta bagi saya tidaklah seindah kalimat-kalimat dewa-dewa pencinta seperti Rumi, Satre ataupun Gibran. Cinta itu komplek sekali. Butuh keberanian luar biasa,pemahaman, ego management, dan keiklasan terhadap WAKTU.
Itu yang membuat saya sangat takut untuk berkata “aku cinta padamu”. Karena setiap saya mengatakan kalimat itu kepada seseorang itu seperti halnya saya judi di Las Vegas dan mempertaruhkan semua uang yang saya punya. Juga seperti orang terjun payung, pilihannya hanya 2. Payung berkembang dan saya mendarat di sasaran meski mulus atau tidak, atau payung saya tidak berkembang dan saya jatuh di aspal dengan tubuh saya ringsek-ringsek dan berdarah habis-habisan. Tetapi saya ada satu hal, saya tidak pernah membiarkan tubuh saya yang ringsek-ringsek itu mati dan orang-orang membungkusnya ditikar trus dikubur tanpa dimandikan ( hey, saya tidak pernah mau dikubur kalau saya mati, karena saya ingin dibakar dan abu saya dilempar ke udara bersama bintang-bintang ).
Saya sering kalah judi dan tubuh saya sering ringsek. Saya tidak menyesal karena saya memang membuat cinta untuk orang yang saya cintai. Ketika saya menjahit kepingan-kepingan hati dan menyulamnya dengan kasih agar bisa saya sebut Cinta. Saya selalu tahu Cinta buatan saya itu tidak akan menjamin orang yang saya cintai bahagia karena saya sangat sadar saya tidak menjamin bisa memberi semua hal-hal yang orang saya cintai inginkan. Mungkin dia bahagia bukan dengan Cinta buatan tangan saya, tetapi pada suatu hari nanti jika saya tidak ada lagi entah mati entah pergi, saya ingin dia tahu bahwa saya membuat Cinta dengan tangan dan hati saya hanya untuknya. Cinta yang selamanya ada.Handmade dan premiere untuknya!
Through the times of lasting love
When parents talked of things tried and tested
It don’t feel the same
Dreams and belief have gone
Time, life itself goes on
(half day closing, portishead)