Perjalanan bagi saya seperti masuk ke ruang gelap yang hanya dibutuhkan satu hal saja yaitu keberanian untuk melangkah. Seperti halnya ketika kita bicara kepada diri kita sendiri tentang
“Apa yang aku cari dalam hidup ini?”
“Untuk apa saya lahir di dunia ini?”
“Bahagiakah saya?”
“Sudahkah saya berbagi terhadap mahluk lain di kehidupan ini?
Dan tentunya berjuta-juta pertanyaan yang tak pernah putus singgah di dalam pikiran dan batin sepanjang hidup ini.
Tidak mudah untuk berani bertanya dengan diri kita sendiri karena diri kita adalah suatu pejalanan aha panjang yang tak bermuara dan tak berujung. Perjalanan yang kadang begitu menyenangkan, kadang begitu menakutkan karena kita berhadapan dengan banyak sisi gelap diri kita. Sisi yang sering ingin kita hindari. Sisi-sisi yang sering menohok dan menampar ego kita.
Perjalanan ke dalam diri kita seringkali menimbulkan kemarahan, kekecewaan dan tak jarang kebencian terhadap diri sendiri, tetapi sering juga menimbulkan suka cita, kebahagiaan dan juga pemahaman yang sesungguhnya tentang siapa kita, apa saja tugas-tugas kita di hidup ini dan kemana tujuan kita di kehidupan ini.
Sering kita menolak tentang diri kita, menyangkal tentang apa yang terjadi di dalam batin kita, entah itu kesedihan, kemarahan , kekecewaan dan berbagai perasaan negative lainnya. Sering juga kita menekan semua itu dan bersikap seolah-olah semua sudah selesai. Padahal semua itu hanya tependam dan tersimpan begitu lama di ujung relung hati kita sampai suatu saat nanti meledak berhamburan. Banyak orang berpikir bahwa “move on” adalah bergerak dan mencari hal baru ( pacar baru, rumah baru dll). Tak jarang orang berpikir ketika kita sudah “lupa” mereka sudah “move on”. Itu semua hanya bersifat semu. Kita tidak akan pernah bisa “move on” ketika kita tidak bisa menerima terlebih dahulu semua kesedihan dan kemarahan. Betul ,menerima bukan menekan.
“Acceptance is the first step to move on, the second step is letting go”
Tanpa menerima, kita tidak akan pernah bergerak, jika sudah menerima kita akan mampu melepaskan
Kullu, Himachal Pradesh 8 September 2013
Dakhpo Shendrup Ling Monastry
1 comment
wina says:
Jul 2, 2014
sungguh amat merasuk ke jiwa dan membuat derai air mata mengalir Budeee… i wish i can meet you one day! *tearsdrop*